Cari Blog Ini

Senin, 18 Januari 2010

KEMERDEKAAN BUKAN AKHIR SEBUAH PERJUANGAN

Keberhasilan para pendahulu dalam mencapai kemerdekaan Indonesia bukanlah akhir dari sebuah perjuangan. Oleh karenanya harus ditindak lanjut oleh seluruh generasi penerus, dan komponen bangsa, serta segenap lapisan masyarakat lainnya secara bersama-sama bekerja keras untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia.

Hal itu dikemukakan Menteri Pertahanan (Menhan) RI H. Matori Abdul Djalil pada amanatnya yang dibacakan Sekretaris Jenderal Departemen Pertahanan Marsdya TNI Suprihadi, S.IP selaku Irup pada Upacara Ulang Tahun ke-58 Kemerdekaan RI, Minggu, (17/8) di Lapangan Apel Dephan RI Jl. Merdeka Barat 13-14, Jakarta.

Upacara berlangsung sederhana namun khidmat, diikuti para pejabat teras TNI maupun Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Departemen Pertahanan, ditandai dengan pengibaran Bendera Sang Merah Putih, Pembacaan Teks Proklamasi, pembacaan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dan Amanat Menteri Pertahanan RI..

Menhan RI H. Matori Abdul Djalil mengatakan, dalam suasana bahagia ini marilah kita menundukkan kepala untuk menghormati dan mengenang jasa para pahlawan bangsa, yang telah berjuang dan rela mengorbankan jiwa raganya dalam merebut, menegakkan dan mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia seraya mendoakan semoga arwah para pahlawan mendapat tempat yang sebaik-baiknya di sisi Tuhan Yang Esa sesuai dengan amal bhaktinya.

Menurut Menhan RI, dalam memperingati Ulang Tahun ke-58 Proklamasi Kemerdekaan, hendaknya kita tidak enggan untuk menengok ke belakang. Selama 58 tahun sebagai bangsa yang merdeka, kita telah mengalami berbagai peristiwa, yang kesemuanya merupakan catatan penting yang harus selalu kita camkan dan kita pedomani. Pengalaman sejarah tersebut hendaknya kita jadikan sebagai pelajaran dan bahan introspeksi bagi kita, sehingga tugas dalam menapak masa depan bagi bangsa dan negara akan lebih berhasil guna dan berdaya guna dimasa mendatang.

Menhan RI mengemukakan, di tengah berlangsungnya proses globalisasi dan perkembangan konteks strategis serta upaya untuk mengatasi secara tuntas krisis multi dimensi, saat ini bangsa Indonesia masih harus berjuang menghadapi sejumlah isu keamanan yang berimpilkasi terhadap kehidupan nasional. Peristiwa tersebut antara lain adalah pelanggaran wilayah yurisdiksi nasional oleh beberapa pesawat asing bersama kapal induknya serta teror bom di beberapa tempat seperti di Gedung DPR/MPR dan terakhir di Hotel JW. Marriott.

“Dengan pelajaran seperti itu dan kebutuhan riil untuk berbuat yang terbaik bagi pengelolaan, pengawasan dan perlindungan seluruh wilayah baik di darat, di laut maupun di udara; sudah saatnya kita untuk bersikap tegas dan jelas dalam membangun kekuatan minimal angkatan perang di darat, di laut maupun di udara” Ujarnya.

Pada bagian lain Menhan RI menjelaskan, beberapa waktu yang lalu kita telah menjadi saksi bahwa Sidang MPR 2003 dengan segala dinamikanya telah dapat berlangsung dengan aman dan sukses. Keberhasilan tersebut dimungkinkan karena seluruh pelaksana, aparat terkait serta kita semua telah mampu mempertahankan moment yang kondusif, serta selalu berupaya untuk menjaga kelancaran pelaksanannya demi tercapainya sasaran yang telah ditetapkan.

Menhan RI H. Matori Abdul Djalil mengingatkan, tidak lama lagi yaitu bulan April 2004, Bangsa Indonesia akan kembali melaksanakan salah satu agenda nasional lima tahunan Pemilu 2004, yang diselenggarakan untuk memilih anggota DPR, DPD, DPRD serta memilih Presiden dan Wakil Presiden.

“Begitu penting dan strategisnya agenda nasional lima tahunan tersebut, maka kita semua berkewajiban untuk berperan serta secara aktif dalam mengamankan dan menyukseskannya, serta menjadikan keberhasilan Pemilu 2004 sebagai pendorong bagi perkembangan kehidupan Bangsa Indonesia yang lebih demokratis” , Tegasnya..

H. Matori Abdul Djalil mengingatkan, dengan semakin dekatnya masa kampanye dan pelaksanaan Pemilu 2004, situasi dan kondisi politik diperkirakan akan semakin dinamis dan menghangat. Untuk itu kepada seluruh masyarakat dan komponen bangsa agar tidak mudah terprofokasi oleh hasutan yang tidak bertanggung jawab, serta terjebak oleh upaya tarik menarik oleh golongan tertentu yang hanya mengutamakan kepentingan sesaat dan kepentimngan kelompok.

Demikian siaran berita Biro Humas Setjen Dephan

sumber :
http://www.dephan.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=4604

Tidak ada komentar: