Senin, 18 Januari 2010
El Niño dan La Niña
Nama El Niño diambil dari bahasa Spanyol yang berarti “anak laki-laki”, merujuk pada bayi Yesus Kristus dan digunakan karena arus ini biasanya muncul selama musim Natal; sedangkan La Niña berarti "gadis kecil". Karena fluktuasi dari tekanan udara dan pola angin di Selatan Pasifik yang menyertai El Niño, fenomena ini dikenal dengan nama El Niño Southern Oscillation (ENSO).
El nino terjadi karena pemanasan di ekuator samudra pasifik
Selanjutnya
Museum Geologi
Museum ini didirikan pada tanggal 16 Mei 1928. Museum ini direnovasi dengan dana bantuan dari JICA (Japan International Cooperation Agency) dan dibuka kembali secara resmi oleh Wakil Presiden RI, Megawati Soekarnoputri pada tanggal 23 Agustus 2000.
Sebagai sebuah monumen bersejarah, museum ini dianggap sebagai peninggalan nasional dan berada di bawah perlindungan pemerintah. Museum ini menyimpan dan mengelola materi geologi yang berlimpah, seperti fosil, batuan, mineral, yang dikumpulkan selama kerja lapangan di Indonesia sejak 1850.
SEKILAS MUSEUM GEOLOGI BANDUNG
Museum geologi awalnya berfungsi sebagai laboratorium dan tempat penyimpanan hasil penyelidikan geologi dan pertambangan dari berbagai wilayah Indonesia lalu berkembang lagi bukan saja sebagai sarana penelitian namun berfungsi pula sebagai sarana pendidikan, penyedia berbagai informasi tentang ilmu kebumian dan objek pariwisata.
Pergeseran fungsi museum seirama dengan kemajuan teknologi adalah menjadikan museum geologi sebagai:
-
Tempat pendidikan luar sekolah yang berkaitan dengan bumi dan usaha pelestariannya.
-
Tempat orang melakukan kajian awal sebelum penelitian lapangan. Dimana Museum Geologi sebagai pusat informasi ilmu kebumian yang menggambarkan keadaan geologi bumi Indonesia dalam bentuk kumpulan peraga.
-
Objek geowisata yang menarik.
Museum Geologi terbagi menjadi beberapa ruang pamer yang menempati lantai I dan II.
Lantai I
Terbagi menjadi 3 ruang utama : Ruang Orientasi di bagian tengah, Ruang Sayap Barat dan Ruang Sayap Timur.
Ruang Orientasi
Berisi peta geografi Indonesia dalam bentuk relief layar lebar yang menayangkan kegiatan geologi dan museum dalam bentuk animasi, bilik pelayanan informasi museum serta bilik pelayanan pendidikan dan penelitian.
Ruang Sayap Barat
Dikenal sebagai Ruang Geologi Indonesia, yang terdiri dari beberapa bilik yang menyajikan informasi tentang :
-
Hipotesis terjadinya bumi di dalam sistem tata surya
-
Tatanan tektonik regional yang membentuk geologi Indonesia; diujudkan dalam bentuk maket model gerakan lempeng-lempeng kulit bumi aktif

- Keadaan geologi Sumatera, Jawa, Sulawesi, Maluku dan Nusa Tenggara serta Papua

Selain maket dan panel-panel informasi, masing-masing bilik di ruangan ini juga memamerkan beragam jenis batuan (beku, sedimen, malihan) dan sumber daya mineral yang ada di setiap daerah. Dunia batuan dan mineral menempati bilik di sebelah baratnya, yang memamerkan beragam jenis batuan, mineral dan susunan kristalografinya dalam bentuk panel dan peraga asli.
Masih di dalam ruangan yang sama, dipamerkan kegiatan penelitian geologi Indonesia termasuk jenis-jenis peralatan/perlengkapan lapangan, sarana pemetaan dan penelitian serta hasil akhir kegiatan seperti peta (geologi, geofisika, gunung api, geomorfologi, seismotektonik dan lain sebagainya) dan publikasi-publikasi sebagai sarana pemasyarakatan data dan informasi geologi Indonesia.
Ujung ruang sayap barat adalah ruang kegunungapian, yang mempertunjukkan keadaan beberapa gunung api aktif di Indonesia seperti : Tangkuban Perahu, Krakatau, Galunggung, Merapi dan Batu. Selain panel-panel informasi, ruangan ini dilengkapi dengan maket kompleks Gunungapi Bromo-Kelut-Semeru. Beberapa contoh batuan hasil kegiatan gunung api tertata dalam lemari kaca.
Ruang Sayap Timur
Ruangan yang mengambarkan sejarah pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup, dari primitif hingga modern, yang mendiami planet bumi ini dikenal sebagai ruang sejarah kehidupan.
Panel-panel gambar yang menghiasi dinding ruangan diawali dengan informasi tentang keadaan bumi yang terbentuk sekitar 4,5 milyar tahun lalu, dimana makhluk hidup yang paling primitifpun belum ditemukan. Beberapa milyar tahun sesudahnya, disaat bumi sudah mulai tenang, lingkungannya mendukung perkembangan beberapa jenis tumbuhan bersel-tunggal, yang keberadaannya terekam dalam bentuk fosil.
Reptilia bertulang-belakang berukuran besar yang hidup menguasai Masa Mesozoikum Tengah hingga Akhir (210-65 juta tahun lalu) diperagakan dalam bentuk replika fosil Tyrannosaurus Rex Osborn (Jenis kadal buas pemakan daging) yang panjangnya mencapai 19 m, tinggi 6,5 m dan berat 8 ton. Kehidupan awal di bumi yang dimulai sekitar 3 milyar tahun lalu selanjutnya berkembang dan berevolusi hingga sekarang. Jejak evolusi mamalia yang hidup pada Jaman Tersier (6,5-1,7 juta tahun lalu) dan Kuarter (1,7 juta tahun lalu hingga sekarang) di Indonesia terekam baik melalui fosil-fosil binatang menyusui (gajah, badak, kerbau, kuda nil) dan hominid yang ditemukan pada lapisan tanah di beberapa tempat khususnya di Pulau Jawa.
Kumpulan fosil tengkorak manusia purba yang ditemukan di Indonesia (Homo erectus P. VIII) dan di beberapa tempat lainnya di dunia terkoleksi dalam bentuk replikanya. Begitu pula dengan artefak yang dipergunakan, yang mencirikan perkembangan kebudayaan purba dari waktu ke waktu. Penampang stratigrafi sedimen Kuarter daerah Sangiran, Trinil dan Mojokerto (Jawa Timur) yang sangat berarti dalam pengungkapan sejarah dan evolusi manusia purba diperagakan dalam bentuk panel dan maket.
Sejarah pembentukan Danau Bandung yang melegenda ditampilkan dalam bentuk panel di ujung ruangan. Fosil ular dan ikan yang ditemukan pada lapisan tanah bekas Danau Bandung serta artefak diperagakan dalam bentuk aslinya. Artefak yang terkumpul dari beberapa tempat di pinggiran Danau Bandung menunjukkan bahwa sekitar 6000 tahun lalu danau tersebut pernah dihuni oleh manusia prasejarah. Informasi lengkap tentang fosil dan sisa-sisa kehidupan masa lalu ditempatkan pada bilik tersendiri di Ruang Sejarah Kehidupan. Informasi yang disampaikan diantaranya adalah proses pembentukan fosil, termasuk batubara dan minyak bumi, selain keadaan lingkungan-purba.
Lantai II
Terbagi menjadi 3 ruangan utama: ruang barat, ruang tengah dan ruang timur
Ruang barat dipakai oleh staf museum.
Sementara ruang tengah dan ruang timur di lantai II yang digunakan untuk peragaan dikenal sebagai ruang geologi untuk kehidupan manusia.
Ruang Tengah
Berisi maket pertambangan emas terbesar di dunia, yang terletak di Pegunungan Tengah Papua. Tambang terbuka Grasberg yang mempunyai cadangan sekitar 1,186 milyar ton; dengan kandungan tembaga 1,02%, emas 1,19 gram/ton dan perak 3 gram/ton. Gabungan beberapa tambang terbuka dan tambang bawah tanah aktif di sekitarnya memberikan cadangan bijih sebanyak 2,5 milyar ton.
Bekas Tambang Ertsberg (Gunung Bijih) di sebelah tenggara Grasberg yang ditutup pada tahun 1988 merupakan situs geologi dan tambang yang dapat dimanfaatkan serta dikembangkan menjadi objek geowisata yang menarik. Beberapa contoh batuan asal Papua tertata dan dipamerkan dalam lemari kaca di sekitar maket. Miniatur menara pemboran minyak dan gas bumi juga diperagakan di sini.
Ruang Timur
Terbagi menjadi 7 ruangan kecil, yang kesemuanya memberikan informasi tentang aspek positif dan negatif tataan geologi bagi kehidupan manusia, khususnya di Indonesia.
-
Ruang 1 menyajikan informasi tentang manfaat dan kegunaan mineral atau batu bagi manusia, serta panel gambar sebaran sumber daya mineral di Indonesia.

Ruang 2 menampilkan rekaman kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sumber daya mineral.
-
Ruang 3 berisi informasi tentang pemakaian mineral dalam kehidupan sehari-hari, baik secara tradisional maupun moderen.
-
Ruang 4 menunjukkan cara pengolahan dan pengelolaan komoditi mineral dan energi.
-
Ruang 5 memaparkan informasi tentang berbagai jenis bahaya geologi (aspek negatif) seperti tanah longsor, letusan gunungapi dan sebagainya.
Ruang 6 menyajikan informasi tentang aspek positif geologi terutama berkaitan dengan gejala kegunungapian.
-
Ruang 7 menjelaskan tentang sumber daya air dan pemanfaatannya, juga pengaruh lingkungan terhadap kelestarian sumberdaya tersebut.

http://www.bgl.esdm.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=116&Itemid=37
Legenda Kota Surabaya
“Aku bosan terus-menerus berkelahi, Buaya,” kata ikan Sura.
“Aku juga, Sura. Apa yang harus kita lakukan agar kita tidak lagi berkelahi?” tanya Buaya.
Ikan Hiu Sura yang sudah memiliki rertcana untuk menghentikan perkelahiannya dengan Buaya segera menerangkan.
“Untuk mencegah perkelahian di antara kita, sebaiknya kita membagi daerah kekuasaan menjadi dua. Aku berkuasa sepenuhnyadi dalam air dan harus mencari mangsa di dalam air, sedangkan kamu berkuasa di daratan dan mangsamu harus yang berada di daratan. Sebagai batas antara daratan dan air, kita tentukan batasnya, yaitu tempat yang dicapai oleh air laut pada waktu pasang surut!”
“Baik aku setujui gagasanmu itu!” kata Buaya.
Dengan adanya pembagian wilayah kekuasaan, maka tidak ada perkelahian lagi antara Sura dan Buaya. Keduanya telah sepakat untuk menghormati wilayah masing-masing.
Tetapi pada suatu hari, Ikan Hiu Sura mencari mangsa di sungai. Hal ini dilakukan dengan sembunyi-sembunyi agar Buaya tidak mengetahui. Mula-mula hal ini memarig tidak ketahuan. Tetapi pada suatu hari Buaya memergoki perbuatan Ikan Hiu Sura ini. Tentu saja Buaya sangat marah melihat Ikan Hiu Sura melanggar janjinya.
“Hai Sura, mengapa kamu melanggar peraturan yang telah kita sepakati berdua? Mengapa kamu berani memasuki sungai yang merupakan wilayah kekuasaanku?” tanya Buaya.
Ikan Hiu Sura yang tak merasa bersalah tenang-tenang saja. “Aku melanggar kesepakatan? Bukankah sungai ini berair.
Bukankah aku sudah bilang bahwa aku adalah penguasa di air? Nah, sungai ini ‘kan ada airnya, jadi juga termasuk daerah kekuasaanku,” kata Ikan Hiu Sura.
“Apa? Sungai itu ‘kari tempatnya di darat, sedangkan daerah kekuasaanmu ada di laut, berarti sungai itu adalah daerah kekuasaanku!” Buaya ngotot.
“Tidak bisa. Aku “kan tidak pernah bilang kalau di air hanya air laut, tetapi juga air sungai,” jawab Ikan Hiu Sura.
“Kau sengaja mencari gara-gara, Sura?”
“Tidak! Kukira alasanku cukup kuat dan aku memang di pihak yang benar!” kata Sura.
“Kau sengaja mengakaliku. Aku tidak sebodoh yang kau kira!” kata Buaya mulai marah.
“Aku tak peduli kau bodoh atau pintar, yang penting air sungai dan air laut adalah kekuasaanku!” Sura tetap tak mau kalah.
“Kalau begitu kamu memang bermaksud membohongiku ? Dengan demikian perjanjian kita batal! Siapa yang memiliki kekuatan yang paling hebat, dialah yang akan menjadi penguasa tunggal!” kata Buaya.
“Berkelahi lagi, siapa takuuut!” tantang Sura dengan pongahnya.
Pertarungan sengit antara Ikan Hiu Sura dan Buaya terjadi lagi. Pertarungan kali ini semakin seru dan dahsyat. Saling menerjang dan menerkam, saling menggigit dan memukul. Dalam waktu sekejap, air di sekitarnya menjadi merah oleh darah yang keluar dari luka-luka kedua binatang itu. Mereka terus bertarung mati-matian tanpa istirahat sama sekali.
Dalam pertarungan dahsyat ini, Buaya mendapat gigitan Ikan Hiu Sura di pangkal ekornya sebelah kanan. Selanjutnya, ekornya itu terpaksa selalu membelok ke kiri. Sementara ikan Sura juga tergigiut ekornya hingga hampir putus lalu ikan Sura kembali ke lautan. Buaya puas telah dapat mempertahankan daerahnya.
Pertarungan antara Ikan Hiu yang bernama Sura dengan Buaya ini sangat berkesan di hati masyarakat Surabaya. Oleh karena itu, nama Surabaya selalu dikait-kaitkan dengan peristiwa ini. Dari peristiwa inilah kemudian dibuat lambang Kota Madya Surabaya yaitu gambar ikan sura dan buaya.
Namun adajugayang berpendapat Surabaya berasal dari Kata Sura dan Baya. Sura berarti Jaya atau selamat Baya berarti bahaya, jadi Surabaya berarti selamat menghadapi bahaya. Bahaya yang dimaksud adalah serangah tentara Tar-tar yang hendak menghukum Raja Jawa.Seharusnya yang dihukum adalah Kertanegara, karena Kertanegara sudah tewas terbunuh, maka Jayakatwang yang diserbu oleh tentara Tar-tar. Setelah mengalahkan Jayakatwang orang-orang Tar-Tar merampas harta benda dan puluhan gadis-gadis cantik untuk dibawa ke Tiongkok. Raden Wijaya tidak terima diperlakukan sepereti ini. Dengan siasat yang jitu, Raden Wijaya menyerang tentara Tar-Tar di pelabuhan Ujung Galuh hingga mereka menyingkir kembali ke Tiongkok.
Selanjutnya, dari hari peristiwa kemenangan Raden Wijaya inilah ditetapkan sebagai hari jadi Kota Surabaya.
Surabaya sepertinya sudah ditakdirkan untuk terus bergolak. Tanggal 10 Nopmber 1945 adalah bukti jati diri warga Surabaya yaitu berani menghadapi bahaya serangan Inggris dan Belanda.
Di jaman sekarang, pertarungan memperebutkan wilayah air dan darat terus berlanjut. Di kala musim penghujan tiba kadangkala banjir menguasai kota Surabaya. Di musim kemarau kadangkala tenpat-tempat genangan air menjadi daratan kering. Itulah Surabaya.
sumber :
http://syadiashare.com/legenda-kota-surabaya.html
asal kata surabaya

The history evidences showed that Surabaya has already existed before the colonialisms periods, as mentioned in Trowulan I epigraphy , it was 1358 M. in that epigraphy has revealed that Surabaya ( Churabhaya) was a village in border of Brantas river as one of important crossing place along Brantas river.
Surabaya ( Churabhaya) was also mentioned in Negara Kertagama Pujasastra written by Prapanca which told about the big journey of Baginda Hayam Wuruk in 1365 , in Pupuh XVII (couplet-5, last line).
Although the ancient written evidences mentioned that Surabaya's name numbered 1358 M (Trowulan epigraphy) & 1365 M (Negara Kertagama), experts suggested that Surabaya has already existed before that years.
Based on Von Faber's Hypothesis, Surabaya has been established in 1275 M by Kertanegara king to be a new staying place for his soldiers which successful in fighting the Kemuruhan rebellion in 1270 M. Other hypothesis said that Surabaya's name was Ujung Galuh.
Another version of that hypothesis said that the name of Surabaya came from a story about the life and death struggling of Adipati Jayengrono and Sawunggaling. However, after beaten Tartar army, Raden Wijaya built a palace in Ujung Galuh and placed Adipati Jayengrono to lead that region. As he has had controlled the Crocodile power ( Ilmu Buaya ), he became stronger and independence, so it threatened Majapahit sovereignty. To subject Jayengrono , Sawunggaling has been sent to have learnt Sura Power ( Ilmu Sura) . The supernaturally competition has been done in seven days and seven night and lasted tragically, because both of them got powerless.
The word of ”Surabaya” was also has defined philosophically as Struggling symbolic between water and land. Beside that, from Surabaya words was also revealed about the myth of Suro (Sura) fish and Boyo (Baya or Buaya) ‘s war, which made many suggestion that Surabaya's name appeared after that war.
In order to solve the society suggestion, Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Surabaya, Mr. Soeparno made Decision Certificate No. 64/WK/75 about the Anniversary of Surabaya. That Decision Certificate decided that May 31, 1293 as the Anniversary of Surabaya. That date has taken based on the agreement of many historians which have formed by the Surabaya governor that Surabaya's words came from words “ sura ing baya” that means “The courage to face the dangerous” taken from the part which Mongol troops have been beaten by the Jawa troops led bu Raden Wijaya in May 31,1293.
The story of Surabaya's symbol have many versions. One of the famous story was told by the leader of Nutspaarbank in Surabaya, LCR. Breeman in 1918, about the fighting of Sura fish and crocodile ( buaya)
There are many other stories abaout the meaning and the spirit of Surabaya. All of that inspired in creates Surabaya symbols. Surabaya's symbol that still being used now have released by dprs Kota Besar Surabaya with decision no. 34/DPRDS in June 19,1955 and have supported with President Decree (KEPPRES RI) No. 193 year 1956 in December 14,1956, which contained :
1. The symbol had the shape of the hexagon shield that distilled (gesty leerd), that have intention in protecting Surabaya City.
2. The Pillar painting of the Hero symbolized the Surabaya youth heroism in maintaining Independence against colonialism.
3. The Sura fish symbol and Baya meant Sura Ing Baya symbolized the characteristics of Surabaya youth's courage that did not vibrate faced a danger.
4. Blue colors, black, silver (white) and gold (yellow) was made be as Pure and sparkling, so that therefore was produced a satisfactory symbol.
sumber :
http://www.surabaya.go.id/eng/about.php?page=surabaya
KEMERDEKAAN BUKAN AKHIR SEBUAH PERJUANGAN
Hal itu dikemukakan Menteri Pertahanan (Menhan) RI H. Matori Abdul Djalil pada amanatnya yang dibacakan Sekretaris Jenderal Departemen Pertahanan Marsdya TNI Suprihadi, S.IP selaku Irup pada Upacara Ulang Tahun ke-58 Kemerdekaan RI, Minggu, (17/8) di Lapangan Apel Dephan RI Jl. Merdeka Barat 13-14, Jakarta.
Upacara berlangsung sederhana namun khidmat, diikuti para pejabat teras TNI maupun Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Departemen Pertahanan, ditandai dengan pengibaran Bendera Sang Merah Putih, Pembacaan Teks Proklamasi, pembacaan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dan Amanat Menteri Pertahanan RI..
Menhan RI H. Matori Abdul Djalil mengatakan, dalam suasana bahagia ini marilah kita menundukkan kepala untuk menghormati dan mengenang jasa para pahlawan bangsa, yang telah berjuang dan rela mengorbankan jiwa raganya dalam merebut, menegakkan dan mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia seraya mendoakan semoga arwah para pahlawan mendapat tempat yang sebaik-baiknya di sisi Tuhan Yang Esa sesuai dengan amal bhaktinya.
Menurut Menhan RI, dalam memperingati Ulang Tahun ke-58 Proklamasi Kemerdekaan, hendaknya kita tidak enggan untuk menengok ke belakang. Selama 58 tahun sebagai bangsa yang merdeka, kita telah mengalami berbagai peristiwa, yang kesemuanya merupakan catatan penting yang harus selalu kita camkan dan kita pedomani. Pengalaman sejarah tersebut hendaknya kita jadikan sebagai pelajaran dan bahan introspeksi bagi kita, sehingga tugas dalam menapak masa depan bagi bangsa dan negara akan lebih berhasil guna dan berdaya guna dimasa mendatang.
Menhan RI mengemukakan, di tengah berlangsungnya proses globalisasi dan perkembangan konteks strategis serta upaya untuk mengatasi secara tuntas krisis multi dimensi, saat ini bangsa Indonesia masih harus berjuang menghadapi sejumlah isu keamanan yang berimpilkasi terhadap kehidupan nasional. Peristiwa tersebut antara lain adalah pelanggaran wilayah yurisdiksi nasional oleh beberapa pesawat asing bersama kapal induknya serta teror bom di beberapa tempat seperti di Gedung DPR/MPR dan terakhir di Hotel JW. Marriott.
“Dengan pelajaran seperti itu dan kebutuhan riil untuk berbuat yang terbaik bagi pengelolaan, pengawasan dan perlindungan seluruh wilayah baik di darat, di laut maupun di udara; sudah saatnya kita untuk bersikap tegas dan jelas dalam membangun kekuatan minimal angkatan perang di darat, di laut maupun di udara” Ujarnya.
Pada bagian lain Menhan RI menjelaskan, beberapa waktu yang lalu kita telah menjadi saksi bahwa Sidang MPR 2003 dengan segala dinamikanya telah dapat berlangsung dengan aman dan sukses. Keberhasilan tersebut dimungkinkan karena seluruh pelaksana, aparat terkait serta kita semua telah mampu mempertahankan moment yang kondusif, serta selalu berupaya untuk menjaga kelancaran pelaksanannya demi tercapainya sasaran yang telah ditetapkan.
Menhan RI H. Matori Abdul Djalil mengingatkan, tidak lama lagi yaitu bulan April 2004, Bangsa Indonesia akan kembali melaksanakan salah satu agenda nasional lima tahunan Pemilu 2004, yang diselenggarakan untuk memilih anggota DPR, DPD, DPRD serta memilih Presiden dan Wakil Presiden.
“Begitu penting dan strategisnya agenda nasional lima tahunan tersebut, maka kita semua berkewajiban untuk berperan serta secara aktif dalam mengamankan dan menyukseskannya, serta menjadikan keberhasilan Pemilu 2004 sebagai pendorong bagi perkembangan kehidupan Bangsa Indonesia yang lebih demokratis” , Tegasnya..
H. Matori Abdul Djalil mengingatkan, dengan semakin dekatnya masa kampanye dan pelaksanaan Pemilu 2004, situasi dan kondisi politik diperkirakan akan semakin dinamis dan menghangat. Untuk itu kepada seluruh masyarakat dan komponen bangsa agar tidak mudah terprofokasi oleh hasutan yang tidak bertanggung jawab, serta terjebak oleh upaya tarik menarik oleh golongan tertentu yang hanya mengutamakan kepentingan sesaat dan kepentimngan kelompok.
Demikian siaran berita Biro Humas Setjen Dephan
sumber :
http://www.dephan.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=4604
Sabtu, 16 Januari 2010
Satu Lagi manfaat lumpur "Lapindo"
luas menggenangi wilayah Sidoarjo. Akibatnya, kerugian harta benda dan
lahan yang harus ditanggung masyarakat makin besar. Selain itu, karena
suhu lumpur mencapai 90 derajat Celsius di mulut kawah, makhluk hidup
pun dapat terancam jiwanya.
Meskipun begitu, bencana lumpur Sidoarjo itu sesungguhnya membawa berkah
bagi manusia di bumi ini. Lumpur panas yang merupakan material dari
gunung api purba ini mengandung beragam manfaat, di antaranya sebagai
bahan urukan dan bahan bangunan.
Selain itu, diketahui pula terdapat kandungan unsur selenium (Se) dalam
lumpur, yang berasal dari gunung api purba di bawah permukaan bumi
Sidoarjo. Keberadaan unsur ini menjadi perhatian mengingat khasiatnya
sebagai bahan antikanker.
Bukan itu saja, dalam material panas itu ternyata ada bakteri yang malah
hidup nyaman di dalamnya, dinamai bakteri termofil. Mikroba ini senang
bermukim di lingkungan air yang sangat hangat karena mendapat kelimpahan
makanan yang tak lain adalah unsur selenium.
Dr Novik Nurhidayat, peneliti dari Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI), memiliki keyakinan itu berdasarkan
penelitiannya selama ini di beberapa kawasan vulkanis di Indonesia.
Bakteri penyerap selenium ini ditemukan Novik selama dua tahun
menjelajahi sumber air panas di Gunung Kerinci-Seblat Sumatera dan
Dataran Tinggi Toraja di Sulawesi, serta Gunung Rinjani di Pulau Lombok,
juga hasil survei ke Cibodas-Bogor dan Bali. Riset tersebut bertujuan
untuk mencari sumber bahan aktif dan senyawa obat dari mikroba dan
tumbuhan herba yang hidup di sana untuk mencegah dan mengobati kanker.
Berbagai jenis bakteri termofil tentunya akan banyak ditemukan di
Indonesia, sebagai wilayah yang memiliki gunung berapi terbanyak di
dunia. Keberadaan bakteri ini ditunjang oleh limpahan selenium di
permukaan bumi sebagai akibat luapan magma pada masa lalu di daerah itu.
Namun, sayangnya, kekayaan dan potensi hayati ini belum diteliti dan
tergali.
Saat ini memang belum banyak penelitian selenium dalam tumbuhan dan
mikroba di daerah vulkanis di Indonesia serta peranannya dalam
pencegahan dan terapi kanker. Padahal, kanker diketahui masih merupakan
pembunuh utama di Indonesia. "Sebagian besar bahan bioaktif farmasi atau
produk jadinya sebagai obat antioksidan dan terapi kanker masih
diimpor," papar Novik yang bergabung di LIPI pada tahun 2000.
Di luar negeri, obat antikanker yang berasal dari bahan herba berasal
dari brokoli, sedangkan dari mikroba berupa khamir dan yeast. Makanan
suplemen kaya selenium yang banyak dijual di Amerika Serikat berupa
garam mineral selenat dan selenit yang diambil dari sel khamir kaya
selenium dan ekstrak selenium.
"Demikian pula bentuk sintetisnya, yaitu asam metilseleninik," ungkap
Novik yang menamatkan program S-2 dan S-3-nya di bidang mikrobiologi
dengan spesialisasi genetika mikroba di Kansas State University (1999),
sedangkan S-1 diraihnya di Universitas Padjadjaran.
Herba di Indonesia
Dalam penelitian di daerah vulkanik di Indonesia, ia menemukan herba
yang memiliki kandungan Se tinggi. Herba itu, antara lain, adalah bawang
putih (Allium sativum) terdapat di Rinjani dan Cibodas, dan ciplukan
(Physalis minima) di Lombok.
Sebagai daerah yang memiliki keragaman tanaman obat, di Indonesia selama
ini sudah ada upaya pencegahan dan pengobatan kanker secara tradisional.
Namun, masih terbatas di kalangan masyarakat pedesaan di Jawa. Mereka
telah mengetahui bahwa bawang putih bersiung satu punya khasiat untuk
mencegah kanker, sedangkan ciplukan untuk mengobati kanker.
Dengan dasar itu, ia tergugah untuk meneliti perbedaan efek antara dua
herba itu terhadap kanker meskipun sama-sama menyerap Se. Penelitiannya
menunjukkan, ciplukan punya daya bunuh sel kanker lebih tinggi daripada
bawang putih karena mengandung senyawa selenium-asam amino. Fungsi
senyawa itu membersihkan radikal bebas, termasuk mematikan kanker.
Senyawa pada ciplukan ini diketahui merupakan jenis yang aktif melawan
ganasnya tumor prostat, usus, hati, paru, dan payudara.
Adapun senyawa selenium protein, yaitu selenometionin dan
metilselenosistein (MSC), yang tinggi ditemukan pada bawang putih.
Selain dalam bawang putih, MSC ditemukan dalam bawang merah, brokoli,
dan kecambah kacang, dan bit yang ditumbuhkan pada tanah yang kaya unsur
Se.
Selenometionin akan mengurangi berkembangnya sel kanker dan memperbaiki
sel rusak. Dengan begitu, daya imunitas naik dan tubuh terlindung dari
infeksi virus dan serangan gen mutan penyebab kanker.
Selenium termasuk salah satu elemen esensial yang terikat dalam berbagai
protein fungsional pada tubuh seperti pada sistem hormonal, imunitas,
reproduksi, pembuluh jantung, dan mekanisme membunuh sel ganas secara
terprogram (apoptosis). Karena itu, hasil penelitian epidemiologi
menunjukkan, individu dengan diet selenium rendah lebih besar risikonya
terkena berbagai tipe kanker.
Bakteri antikanker
Riset yang dilakukan Novik-yang menyandang peneliti terbaik Competitive
Award LIPI 2006 untuk kategori eksplorasi-tidak sebatas pada herba. Ia
lebih jauh lagi mencari mikroba yang berefek sama dengan herba.
Pilihannya pada bakteri termofil yang ditemukan di sumber air panas
gunung berapi pada suhu 60-113 derajat Celsius. Bakteri termofil ini
mengonsumsi selenium sebagai mikronutrisi untuk pertumbuhannya.
Dari 302 bakteri termofil yang diisolasi, hanya ada 26 isolat yang
teruji mengakumulasi selenium dan hanya tiga isolat di antaranya yang
bertahan pada suhu tinggi. Bakteri ini adalah thermus dan geobacillus
yang tahan pada suhu 80 derajat Celsius. Bakteri thermomicrobium mampu
hidup hanya pada temperatur 60 derajat Celcius.
Selama ini belum ada data tentang bakteri tersebut termasuk kandungan
protein dan seleniumnya. Ia menemukan, bila selenium diserap oleh
bakteri geobacillus atau thermomicrobium, dalam senyawa organiknya
membentuk seleno-asam amino dan seleno-protein, yang mampu menghambat
perkembangan sel kanker. Jika melihat daya serap Se dan daya
oksidasinya, thermomicrobium paling tinggi dibandingkan dengan yang
lainnya.
Bila diperbandingkan antara herba dan mikroba, fungsi bawang putih sama
dengan bakteri thermomicrobium yang mampu mencegah kanker karena
mengandung selenometionin tinggi. Adapun daya membunuh sel kanker
ditunjukkan oleh bakteri geobacillus sama seperti ciplukan yang
mengandung seleno-asam amino. Namun, aktivitas zat pembunuh kanker untuk
kasus tertentu lebih baik pada bakteri.
Percobaan pada kultur sel kanker limfa menunjukkan geobacillus mempunyai
daya membunuh sel kanker 37 persen, sedangkan ciplukan hanya 30 persen.
Pada kultur sel kanker darah, ekstrak ciplukan memiliki kemampuan
mematikan kanker 72 persen, diikuti oleh ekstrak geobacillus (67 persen)
dan bawang putih hanya 9 persen.
Penelitian lanjutan
Setelah proses pencarian bakteri yang memakan waktu dua tahun, menurut
Novik, masih diperlukan waktu dua tahun lagi untuk uji coba
pengembangbiakan hingga pemanenannya, uji klinik, hingga pembuatan obat.
Lebih lanjut akan dilakukan uji toksisitasnya.
Bakteri termofil kini telah dapat dikembangbiakkan di laboratorium
dengan media khusus. Tujuannya untuk mendapatkan protein yang mengandung
selenium itu. Saat ini telah dilakukan uji invivo untuk mengetahui
fungsi ekstrak Se dari sampel terpilih, baik herba maupun mikroba, dan
memperoleh sediaan yang baku.
Kelebihan ekstraksi kandungan protein dari bakteri adalah waktu
pembiakannya yang lebih cepat dibandingkan dengan herba yang memerlukan
waktu beberapa bulan. Untuk memanen protein dari bakteri hanya
diperlukan waktu empat hari. Pengambilan dilakukan dengan teknik khusus
berupa pemanasan dan penambahan pelarut.
Sebagai produk farmasi ekstrak, protein bakteri ini nantinya dapat
dikonsumsi dalam bentuk cairan maupun padatan berupa kapsul atau tablet
untuk pencegahan dan pengobatan kanker. "Saat ini tengah disusun paten
tentang proses ekstraksi protein, penemuan bahan aktif, dan penemuan dan
pengembangbiakan bakteri itu," papar Novik.
sumber :
http://groups.yahoo.com/group/elits34/message/8221
Sejarah Progressive Cavity Pump
Elemen Utama & Desain PCP
Pompa ini memiliki 2 elemen utama yaitu rotor dan stator (Lihat gambar 3, dibawah). Rotor sebagai penggerak PCP, berbentuk batang spiral yang terbuat dari alloy steel atau stainless steel yang dibalut dengan chrome. Ada juga yang terbuat dari chrome seara keseluruhan. Biasanya memiliki panjang 1.5 – 14 meter dengan diameter ¾ – 1 inch. Sedangkan stator sebagai seal rotor (wadahnya) yang berbentuk spiral, terbuat dari steel tube diluarnya dan elastomer berbahan nitrile rubber atau viton rubber didalamnya (merupakan co-polymer acrylonitrile & butadine). Stator dengan desain khusus memiliki elastomer yang terbuat dari teflon. Biasanya memiliki panjang yang kurang lebih sama dengan rotor yaitu sekitar 1.5-14 meter namun dengan ukuran diameter yang lebih besar antara 2.5-4.5 inch.
link:http://m-darajat.blogspot.com/2009/05/progressive-cavity-pump-pc-pump.html
Bencana Angin Topan
Angin topan disebabkan oleh perbedaan tekanan dalam suatu sistem cuaca. Angin paling kencang yang terjadi di daerah tropis ini umumnya berpusar dengan radius ratusan kilometer di sekitar daerah sistem tekanan rendah yang ekstrem dengan kecepatan sekitar 20 Km/jam. Di Indonesia dikenal dengan sebutan angin badai.
Gejala dan Peringatan Dini
Angin topan tropis dapat terjadi secara mendadak, tetapi sebagian besar badai tersebut terbentuk melalui suatu proses selama beberapa jam atau hari yang dapat dipantau melalui satelit cuaca. Monitoring dengan satelit dapat untuk mengetahui arah angin topan sehingga cukup waktu untuk memberikan peringatan dini. Meskipun demikian perubahan sistem cuaca sangat kompleks sehingga sulit dibuat prediksi secara cepat dan akurat.
Strategi Mitigasi dan Upaya Pengurangan Bencana
1.Membuat struktur bangunan yang memenuhi syarat teknis untuk mampu bertahan terhadap gaya angin.
2.Perlunya penerapan aturan standar bangunan yang memperhitungkan beban angin khususnya di daerah yang rawan angin topan
3.Penempatan lokasi pembangunan fasilitas yang penting pada daerah yang terlindung dari serangan angin topan.
4.Penghijauan di bagian atas arah angin untuk meredam gaya angin.
5.Pembuatan bangunan umum yang cukup luas yang dapat digunakan sebagai tempat penampungan sementara bagi orang maupun barang saat terjadi serangan angin topan.
6.Pengamanan/perkuatan bagian-bagian yang mudah diterbangkan angin yang dapat membahayakan diri atau orang lain disekitarnya.
7.Kesiapsiagaan dalam menghadapi angin topan, mengetahui bagaimana cara penyelamatan diri.
8.Pengamanan barang-barang disekitar rumah agar terikat/dibangun secara kuat sehingga tidak diterbangkan angin
9.Untuk para nelayan, supaya menambatkan atau mengikat kuat kapal-kapalnya.
sumber :
http://tagana.wordpress.com/2007/09/13/bencana-angin-topan/
Banjir Susulan Rendam Empat Desa di Pasuruan
Keempat desa berpenghuni 2.000 keluarga yang terendam banjir itu adalah Kalianyar, Kalirejo, Tambaan, dan Manaruwi.
Kepala Dinas Kesatuan Kebangsaan dan Perlindungan Masyarakat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasuruan Soenarto, banjir susulan yang memaksa warga mengungsi terjadi pada Rabu (13/1) malam. Mereka mengungsi ke sejumlah masjid di tengah hujan deras yang mengguyur Kabupaten Malang dan Kota/Kabupaten Pasuruan.
Ketinggian air yang merendam empat desa itu mencapai sekitar dua meter. "Air kembali merendam empat desa karena hujan deras bersamaan waktunya dengan air laut pasang," katanya.
Ia juga mengatakan, permukiman yang terendam banjir setinggi dua meter terutama yang berada di sebelah utara yang berbatasan dengan laut. Selain itu, lanjutnya, banjir juga akibat Sungai Kedung Larangan yang meluap karena perbaikan tanggul seluas 46 meter x 82 meter hingga kini belum selesai atau masih dalam proses pengerjaan.
Padahal, hujan deras terus mengguyur sejumlah kawasan, sehingga air melimpah ke permukiman. "Saat tanggul masih diperbaiki, tiba-tiba diterjang banjir susulan. Sehingga air Sungai Kedung Larangan meluap dan mengalir ke permukiman penduduk," ujar Soenarto.
Proses perbaikan tanggul membutuhkan waktu lama karena alat berat tidak bisa masuk ke lokasi. Oleh karena itu, penyelesaian harus dilakukan secara manual, dengan cara mengirim bahan bangunan melewati sawah dan jalan setapak. "Perbaikan butuh waktu lama karena sulitnya medan menuju lokasi tanggul yang rusak."
Banjir juga terjadi di Desa Kedung Ringin dan Kedung Boto, Kecamatan Rembang, Pasuruan. Meskipun warga tidak mengungsi, namun banjir merendam sejumlah kawasan permukinan penduduk. "Kami mendirikan dua tenda dapur umum di Desa Kedung Ringin dan Kedung Boto yang terendam banjir," tukasnya.
Sebelumnya banjir terjadi pada Sabtu (9/1) dan Minggu (10/1), setelah hujan dengan curah mencapai 250 milimeter mengguyur wilayah tersebut. Pada saat itu lima kecamatan terendam, yakni Bangil, Pandaan, Rembang, Kraton, dan Poh Jentrek. Sedikitnya 7.382 rumah terendam.
Banjir tersebut merendam lahan pertanian, tambak ikan dan udang, serta merusak rumah penduduk. Sejumlah jembatan penghubung antardesa dan tanggul penahan air jebol diterjang arus Sungai Kedung Larangan dan Sungai Welang.
Namun, banjir susulan yang merendam empat desa di Bangil pada Rabu malam, pada Kamis (14/1) sekitar pukul 04.00 WIB berangsur surut sehingga warga kembali ke rumah masing-masing. Tetapi, aktivitas sejumlah sekolah dasar di Pasuruan belum normal karena masih tergenang. (BN/OL-01)
sumber :
http://www.mediaindonesia.com/read/2010/01/14/117034/125/101/Banjir-Susulan-Rendam-Empat-Desa-di-Pasuruan